Purnama,
lalu kita susuri sunyi
dengan gemuruh ombak pasang
pada pasir, batu-batu, debu, angin, gerimis
mengais kata-kata yang tak sempat terucap
tentang rindu nelayan pada laut
rindu peziarah pada makam
Purnama,
mata kita tersesat di rimba suara berabad-abad
tapi ada yang terus memanggil, lirih
sesekali kita palingkan wajah, mencari
tak ada, dan kita makin karam
dalam keangkuhan kita sendiri
tak tahu arah kembali
~ Thiya Renjana ~
12022007, 09:02 PM
Rabu, Juni 16, 2010
Kita Hanya Tak Tahu
Rintik: Autograf 3
Gurat Sajak oleh Semesta Renjana kala 01.50
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
|
|
|
|
||||||||||||||||||
|
0 Jejak:
Posting Komentar