ah biar saja, kenapa mesti malu
Ia yang memberiku pikiran
melihatku membayangkan wajahmu diam-diam
melukis wajahmu pada bayangan bulan
yang berenang di telaga
sambil menatap awan-awan, laut, bintang-bintang
atau ketika duduk di pinggir jalan
kau pasti tak mengerti
ketika kutulis sajak cinta dari kilau embun di tepi daun
atau dari semburat warna merah lembayung senja
ah biar saja, Ia yang memberiku rasa
Melihatku menangis di tikar sembahyang di malam kelam
aku hanya sedang belajar mencintaiNya
--12022007,09:11 PM--
0 Jejak:
Posting Komentar