Selasa, April 05, 2011

Sajak Bebuku, episode satu


/I
... Namamu kubaca dengan jelas.
Antara abu-abu pudar dan keemasan.
Pada jilid buku yang takkan usai kubaca.
Lalu robek di halaman ke duapuluhdelapan.

/II
... Pikirannya berhenti di paragraf itu.
Kenapa harus diserahkan begitu saja kepada langit?
Ia merasa memilih buku yang salah.
Mungkin harus mundur lebih jauh lagi.
Dan benar saja, sudut itu muncul tanpa permisi.
Pengap dan basah.

/III
... Itulah satu-satunya kesalahanmu.
Membawa buku yang salah ke meja kasir.
Bisakah kita kembali ke rak dan tidak perlu membaca?

/IV
.. Tergelak di halaman ke sekian.
Hidup ini semakin lucu, seperti kata buku.
Saling bertemu dan saling melupakan menjadi tak ada beda.
Sama-sama memilukan.

~ Thiya Renjana ~
Padmasanaku, Bandung. 05042011 : ba'da Isya

Buku Tamu
Link To Me
Nasihat / Comment
Thiya's Plurk
Daftar Isi
   Koridor Silaturahim Semesta Sajak Renjana