Sabtu, April 09, 2011
Sajak Bebuku, episode empat
Lalu kita bertanya, perihal sesiapa membaca
Merapal denyar doa-doa, lamat
atau rindu berbelit tasbih batu
Buku ini rindu
lirih terbata bertahun-tahun
Semua adalah kamu lahir menjadi aksara
seakan tiada lagi kegelisahan, menyabit
"Dengan begitu kita akan paham", kataku
Bagaimana kita memendam lubang, di tubuh sendiri
Menyiramnya dengan kata-kata basa,
lupa lautan pun bumantara
Tafsir bab-bab sendiri, mencinta
Dengan dalam. Dengan hujam.
Maka apakah kamu akan mengenaliku sebagai debu yang beku?
Yang lupa padang
Sedang waktu telah mengumpulkan tinta
menulis namamu benar-benar,
sepenuh buku hati kita sendiri.
~ Thiya Renjana ~
Ruang Kerja DPS Palasari, Bandung
09042011,12:26PM
Pilek. Speedy mati.
Rintik: Aku dan Sajak
Gurat Sajak oleh Semesta Renjana kala 18.14
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
|
|
|
|
||||||||||||||||||
|
0 Jejak:
Posting Komentar