--Part one--
"..dan jangan melemah yang terindah, jangan..!
kau punya tenaga mengubah kelam jadi cerah, mengubah gelap jadi gembira, dan mengubah sunyi jadi suara-suara berharga...
sedang aku ?
ah, aku tak punya apa-apa. aku cuma kata tanpa makna.
sekali lagi, jangan melemah yang terindah, jangan melemah !
ketuklah dunia dengan senyummu, yang akan membuat langit
dan awan
merasa bangga...."
kau punya tenaga mengubah kelam jadi cerah, mengubah gelap jadi gembira, dan mengubah sunyi jadi suara-suara berharga...
sedang aku ?
ah, aku tak punya apa-apa. aku cuma kata tanpa makna.
sekali lagi, jangan melemah yang terindah, jangan melemah !
ketuklah dunia dengan senyummu, yang akan membuat langit
dan awan
merasa bangga...."
--Part Two--
apa kabar yang terindah....
dimana senyummu saat tangan pagi membuka jendela hari-hari
dengan mesra
ketika burung-burung putih menyampaikan salam hangat
dengan kedua sayapnya
bangunlah, yang terindah, bangunlah
kau punya segala mimpi yang akan membuatmu bangga,
kau punya pelangi yang lebih indah dari sebuah pelangi yang terdampar
di timur langit sana
bangunlah, yang terindah, bangunlah
jangan biarkan indah matamu kelam dalam helaan nafas angin
dan keheningan pucuk-pucuk cemara
bangunlah, yang terindah, bangunlah
jalan bagimu adalah jalan-jalan wangi syurga
”Ya ALLAH, jadikan mawar pada hatinya, jadikan embun
dalam tiap katanya
agar bila esok pagi terbuka, tetap dia dalam senyumnya, dalam segala
keramahannya...”
Amiin........
dimana senyummu saat tangan pagi membuka jendela hari-hari
dengan mesra
ketika burung-burung putih menyampaikan salam hangat
dengan kedua sayapnya
bangunlah, yang terindah, bangunlah
kau punya segala mimpi yang akan membuatmu bangga,
kau punya pelangi yang lebih indah dari sebuah pelangi yang terdampar
di timur langit sana
bangunlah, yang terindah, bangunlah
jangan biarkan indah matamu kelam dalam helaan nafas angin
dan keheningan pucuk-pucuk cemara
bangunlah, yang terindah, bangunlah
jalan bagimu adalah jalan-jalan wangi syurga
”Ya ALLAH, jadikan mawar pada hatinya, jadikan embun
dalam tiap katanya
agar bila esok pagi terbuka, tetap dia dalam senyumnya, dalam segala
keramahannya...”
Amiin........
*) Yusuf Wardiman, 24 Februari jam 11:46
0 Jejak:
Posting Komentar