Jumat, Juli 17, 2009

Hanyalah penyair kelana

Bismillahirrohmaanirrohiim...

“Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang yang dungu (sesat). Tidakkah engkau melihat bahwa mereka mengembara di setiap lembah, dan bahwa mereka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakan(nya)? kecuali orang-orang (penyair) yang beriman dan berbuat kebajikan dan banyak mengingat Allah dan mendapatkan kemenangan setelah terdzalimi (karena menjawab puisi-puisi orang kafir). Dan orang-orang yang zalim kelak akan tahu ke tempat mana mereka akan kembali.” (QS. Asy-Syu’ara: 224-227)












Aku adalah huruf puisi
Yang terbaca melafalkan kehidupan
Aku adalah kata puisi
Yang termakna menelusuri suara nurani
Aku adalah kalimat puisi
Yang berdiri tegap di atas buana
Aku adalah bahasa puisi
Yang terbang menjelajahi semesta
Aku adalah untaian puisi
Yang terucap dalam doa suci



Tak Harus Kaya, Tapi Terus Berkarya...














Lagi,
Lemah reksa memungut makna
Tercecer di jalan-jalan hutan gelap
Menembus cahaya matahari menyelinap sembunyi

Tak mau aku meminum air mata para ksatria
Yang t'lah bertarung dengan panah aksara

Kemarilah,
Rehat di pondok bambu sanubariku
Kurawat lelahmu dengan nyanyian sunyiku
Hingga tak kau rasa
Di luar telah pekak oleh prasangka

Kita...
Hanyalah penyair kelana...

Semoga punya memory yang baik tentang Thiya dan tidak pernah menyesal pernah kenal Thiya. 
Dengan orang seperti Thiya.




6 Jejak:

Khrisnandi mengatakan...

Salam kenal

nice word..

Khrisnandi mengatakan...

Salam kenal,

Dimana bijaksana bawa aku pergi,.
Otakku seakan mau pecah,terbelah hancur menjadi bentuk yang menjijikan,.
Air itu tak lagi mengalir deras, Bintang itu seakan tak sanggup memberikan cahaya lagi,aku meredup, aku sudah tidak bersinar lagi,.

Aku tak tahu, bagaimana aku bisa sampai disini,
Betapa kukagumi kepintaranmu merangkai kata-kata..
aku hanya seorang yang tersesat dalam dunia maya,terperangkap keindahan lukisan tangan seribu wajah dari sang penyair,.

thank u..

Khrisnandi mengatakan...

Salam kenal,

Dimana bijaksana bawa aku pergi,.
Otakku seakan mau pecah,terbelah hancur menjadi bentuk yang menjijikan,.
Air itu tak lagi mengalir deras, Bintang itu seakan tak sanggup memberikan cahaya lagi,aku meredup, aku sudah tidak bersinar lagi,.

Aku tak tahu, bagaimana aku bisa sampai disini,
Betapa kukagumi kepintaranmu merangkai kata-kata..
aku hanya seorang yang tersesat dalam dunia maya,terperangkap keindahan lukisan tangan seribu wajah dari sang penyair,.

thank u..

Anonim mengatakan...

Salam kenal,

Dimana bijaksana bawa aku pergi,.
Otakku seakan mau pecah,terbelah hancur menjadi bentuk yang menjijikan,.
Air itu tak lagi mengalir deras, Bintang itu seakan tak sanggup memberikan cahaya lagi,aku meredup, aku sudah tidak bersinar lagi,.

Aku tak tahu, bagaimana aku bisa sampai disini,
Betapa kukagumi kepintaranmu merangkai kata-kata..
aku hanya seorang yang tersesat dalam dunia maya,terperangkap keindahan lukisan tangan seribu wajah dari sang penyair,.

thank u..

Anonim mengatakan...

Hembusan angin malam dan kesepianku yg membawaku kepada persinggahanmu,
Ucap segala syukurku unutk allah yg menggariskanku berada disini di malam ini,

Tatap tajam qu tertuju pada curahan segala isi sajakmu, tertunduku terdiam sesaat mengagumimi kepandaianmu merangkai smua ini, mungkin tak ada yg sempurna di dunia ini tapi kau paling sempurna diantara yg sempurna,

Jilbab yg melindungimu menambah pesona karyamu, bening matamu memancarkan kepiawaian dalam karyamu,

tak ada kata lain saat ku tulis ini dalam hatiku selain kata

KAGUM

Salam kenal dariku: HERIE

Annur Shah mengatakan...

jujur senang sekali berteman dengn Thya.. pusinya bagus2 dan inspiratif.. aku ampe pengen bisa nulis dngn kata2 yang manglir begtu saja... perlahan tidak deras namun tak berhenti hehehe....

salam kenal dan salam ukhuwah

Buku Tamu
Link To Me
Nasihat / Comment
Thiya's Plurk
Daftar Isi
   Koridor Silaturahim Semesta Sajak Renjana