Jika muasal kita adalah ketiadaan, mengapa kehilangan kerap terasa begitu menyakitkan? Waktu seolah berderap terlampau cepat, dan denyut hasrat kita kian sekarat...
31/08/2011-04:13PM
Ah, sebab rindu kerap tak mau tau bagaimana dua kalbu harus bertemu. Wajahmu tiba-tiba menyatu di awan biru. Angin merapal senyummu yang kian sendu. Bagaimana aku bisa melupakanmu?
31/08/2011-07:07PM
Selama nadi hidup masih berdenyut, isu adalah angin yang akan selalu kita hirup. Terasa sesak, tapi disitulah kita belajar bahwa hidup bukan melulu soal tawa dan gelak. Yang paling mudah dilakukan mungkin adalah berdoa, karena di seberang luka selalu ada bahagia. Seperti kudoakan untukmu. Selalu.
08/09/2011-06:41AM
~ Bahauddin Amyasi ~
via pesan singkat mobile
0 Jejak:
Posting Komentar