Sabtu, Desember 19, 2009

Status...


Galih Pandu Adi,
maka dalam setiap jejak yang kau pilih aku tak hendak mengukur usia waktu. seperti itu juga yang malaju atas namamu. aku tak kemana-mana saat subuh menelanmu. sedang debu-debu lindap dan terselip di kitab-kitab. kitakah yang tersesat sejak halaman pertama itu di buka? maka selamat tinggal air mata. selamat tinggal doa-...doa. aku telah memilih tak kemana-mana. kau bermuara saja.

Thiya,
kitakah yg tersesat sejak halaman itu dibuka? padahal doa-doa baru terjalin sepenggal. menulismu utk esok, dimana ketakutan benar2 lelap dan nafasmu terbit dr jiwaku. lalu qt beriringan memintal rindu pada waktu-waktu...

semoga engkau mengerti. aq skrg belajar percaya. pd sebuah kilah yg mengabaikan rasa.

Galih Pandu Adi,
sedang tak mampu sepenuhnya aku mengerti, bagaimana rindu yang kupilin2 lewat debu-debi itu sampai jg di tepi ranjangmu. aku doa yang tersesat dan tak tahu kiblat.
tapi percaya sajalah tanpa banyak bertanya. karena jawaban itu tak selamanya milik kita. seperti kau akupun tengah memintal rasa itu.

Terimakasih Tak Terhingga Kepada Galih Pandu Adi

1 Jejak:

Unknown mengatakan...

wah.. statusku itu.. hihi.. seneng banget dibikin note gini. gak pernah kepikiran selama ini.
eh beberapa ada yang salah ketik. di cek lagi ya tya..

Buku Tamu
Link To Me
Nasihat / Comment
Thiya's Plurk
Daftar Isi
   Koridor Silaturahim Semesta Sajak Renjana