Aku jadi ragu dengan arti keberadaanku
Aku selalu ada dan ingin tetap ada ketika dia butuh kapanpun itu
Adakah aku di hatimu?
Di sela-sela hati yang lara tergugah kerinduan padamu di sana
Terbentang rintangan yang tak mampu kulaui meskipun dalam mimpi
saat kulalui hari-hari indah bersama kegundahan yang kerap menyelimuti
Ada sejuta rasa yang tanpa kusadari menyelinap di balik denyut nadi
Kutau kini semua tak akan kembali
Setelah noda-noda yang kucipta sendiri
Namun
Sejuta damba yang kurangkul bersama asa
Akan terus kubawa
Hingga kutemukan dirimu kembali
Butuh sejuta alasan untuk melupakanmu
Dan sampai sekarang aku belum menemukan satu alasanpun...
Inikah duniaku
Hanya sebatas hayalan semu tak kudapatkan dari hatiku
Melainkan angan yang tak menentu
“Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang yang dungu (sesat). Tidakkah engkau melihat bahwa mereka mengembara di setiap lembah, dan bahwa mereka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakan(nya) ? kecuali orang-orang (penyair) yang beriman dan berbuat kebajikan dan banyak mengingat Allah dan mendapatkan kemenangan setelah terdzalimi (karena menjawab puisi-puisi orang kafir). Dan orang-orang yang zalim kelak akan tahu ke tempat mana mereka akan kembali.” (QS. Asy-Syu’ara: 224-227)
Atom Feed (xml)
1 Jejak:
Duh, kapan ya bs ngurusin bwt template blog kayaknya gini, suer iri ma templatenya. Kl komentar puisinya, kapan2 aja dech heheheh
Posting Komentar