Rabu, Oktober 07, 2009

Asaku hanya sebatas kabut gerimis


Betapa kutakut memandang senja
Begitu takut hingga Lazuardy pecah tak ada
Asaku hanya sebatas kabut gerimis
Pekat memang

Semestinya aku berani susuri
Semestinya aku berani..!
Tapi rasa ini teredam bergaung tak bersuara
Karena patah jiwaku tersadar
Aku hanya layak mendekap sunyi


Adakah di pecahan bumi sana, seribu cahaya
Yang akan mengikis gelapku
Hingga dapat kusemat ke setiap sunyi
Meski angin, meski air, pun insan
Tak pernah mampu pahami
Namun kau tetap kukuh, teguh

Sungguh, Aku ingin bebas dari semunya
Bukan sekedar memupus batu puisi yang bermimpi
Meretas jalan menuju bayang cahaya
Berdegup merengkuh sebenar pijar
Untuk jiwa rapuhku.
Untuk jiwaku, jiwa rapuhku

0 Jejak:

Buku Tamu
Link To Me
Nasihat / Comment
Thiya's Plurk
Daftar Isi
   Koridor Silaturahim Semesta Sajak Renjana