Senin, April 26, 2010
Definisi Cinta Anna Althafunnisa *)
Sekalipun cinta telah kuuraikan dan kujelaskan panjang lebar.
Namun jika cinta kudatangi aku jadi malu pada keteranganku sendiri.
Meskipun lidahku telah mampu menguraikan dengan terang.
Namun tanpa lidah, cinta ternyata lebih terang
Sementara pena begitu tergesa-gesa menuliskannya.
Kata-kata pecah berkeping-keping begitu sampai kepada cinta.
Dalam menguraikan cinta, akal terbaring tak berdaya.
Bagaikan keledai terbaring dalam lumpur,
Cita sendirilah yang menerangkan cinta dan percintaan.
*) Petikan puisi Rumi dalam Diwan Shamsi Tabriz diterjemahkan oleh Abdul Hadi W.M
Sumber : Novel Ketika Cinta Bertasbih 2 halaman 69, cetakan ke-1, Nopember 2007
Rindu Lagi
Adalah aku,
Dan rinduku...
Rintik: Aku dan Sajak
Sabtu, April 24, 2010
Lukisan Jiwa
taken from here
Sebagai Hujan,
Sebagai hujan,
Rintik: Nisfu Qolby
Minggu, April 11, 2010
Sabtu, April 10, 2010
Sajak Cinta Ditulis Pada Usia 57 l RENDRA
Perempuan yang dirindukan hujan
[Sebuah prosa liris singkat]
Untuk perempuan yang dirindukan hujan...
Kembali kusapa dirimu dengan salam, yang membawa kita pada teja kenangan. Tak banyak, tak juga sering. Hanya beberapa kali. aku melihat binar matamu bersenda dengan hujan. Lirih berceloteh betapa awan dan pelangi sungguh serasi. Dan hanya pada kali itu aku melihat binarmu sungguh-sungguh tertawa. dan biarlah aku yang duduk menikmati bersama kabut yang terus menunggu pagi.
Menemukanmu. Ritmis hujan senja kala langit merah saga. Semua musim seakan tak berarti. Semua warna mati. Selebihnya, semoga engkau takkan pernah lupa untuk menyampaikan pesan kepada sang matahari agar mengajariku bagaimana menjaga cahaya matamu kelak. Menghuni istana hatimu adalah harapan terdalamku.
Melihatmu. Nyata terbaca semua kata pada sela-sela hujan yang engkau puja. Kadang ia terlihat merindukanmu. Kadang ia untuh dan sendu. Suatu ketika ia terlihat begitu purna dalam bisu. Tak membutuhkan apapun.
Kepada yang dirindukan hujan. Anggunmu, utuhmu, purnamu, diam-diammu. Rindu-rindu tak berdasar. Buta dan membingungkan. Tapi hujan selalu setia pada percaya yang tak sia-sia.
bersambung...
Rabu, April 07, 2010
Dawai terakhirnya
Rangkaian mimpi yang kupahat di temaram hujan
Adalah wujud rinduku yang luruh dalam riuh
Dimana kurekat erat binar biru hatiku
Kutitipkan di sana embun kenangan kita
Pernahkah kau bayangkan
di setiap rentang gerimis senja
Ada namamu dan mataku
meriak luluh tanpa harus terlipat
Bersenda dengan segenap tengadah kala hujan tiba
Pernahkah kau bayangkan
pelangi malu merekam jejak kita
Tawa, amarah, tangis jadi warna di kanvasnya
Dan aku menari-nari dengan segala ruh
Mendendang namamu dan gerimis hujan
Lalu kini aku percaya
Kita memang tak pernah tahu apa yang dirindukan
Sampai ia tiba di depan mata
Kita tak pernah menyadari ketidaklengkapan
Hingga bersua dengan kepingan diri yang tersesat dalam waktu
Pernahkah kau bayangkan
Dawai terakhirnya, berlirih tipis,
"Engkau bahagia bersamaku"
dan aku percaya kini
.............
Aku mencintaimu, tanpa batas waktu...
Rintik: Purnama Kata
Jendela mahabbah kita
Sebuah titik jendela mahabbah kita
Menuju apa-apa yang kita sebut surga..
Tak tersia menanti
Dengan setiap kali suaramu memanggil dari dinding kamarku
Menjadi sebenar teman tidurku
Saat itu aku tahu
Ternyata orang menanti tak pernah kesepian
Orang mengira ia sendirian,
padahal ia berdua dengan harapan...
Rintik: Aku dan Sajak
Selasa, April 06, 2010
Musim hujan hampir berakhir
Rintik: Purnama Kata
Kamis, April 01, 2010
Dari Novel The Girls of Riyadh
Pernahkah engkau mencintai?
Bukankah cinta itu kejam?
Membuatmu sangat lemah
Cinta membuka hatimu dan mempersilahkan seseorang masuk
Engkau membangun benteng pertahanan untuk berlindung dari serangan
Tiba-tiba datang seorang buta untuk berpetualang di duniamu yang gelap
Engkau memberi sebagian dirimu, padahal dia tak... pernah meminta
Ketika dia melakukan kebodohannya, dia memancing senyummu
Cinta menyanderamu.
Dia menggerogotimu dari dalam dan meninggalkanku menangis dalam kelam.
Dia mulai berjalan ke jantung hatimu
Berapa banyak luka yang ditorehkannya?
Bukan imajinasi, bukan pula logika
Dialah luka jiwa dan luka jasad
Dialah luka yang menyakiti dan menghancurkanmu berkeping-keping
Aku benci kepada cinta
(Neil Geeman)
Dari Novel The Girls of Riyadh
|
|
|
|
||||||||||||||||||
|